Hidup Berkelanjutan Dengan Memelihara Ayam di Rumah

Sejak lama, saya sebetulnya selalu tertarik dengan dunia perkebunan dan peternakan. Sehingga akhirnya, sejak tiga bulan terakhir saya mulai memelihara ayam di rumah. Aksi ini tentunya didasari oleh sebuah misi, salah satunya adalah untuk dapat mengurangi limbah organik rumah tangga.
Pengalaman bermain permainan legendaris berjudul 'Harvest Moon' atau 'Stardew Valley' juga memperkuat alam bawah sadar saya bahwa suatu saat, saya ingin punya kebun dan peternakan sendiri, meskipun skala rumahan. Setidaknya kebutuhan untuk konsumsi keluarga terpenuhi.
Apalagi baru-baru ini, tren hidup berkelanjutan dan zero waste cukup populer di masyarakat Indonesia. Salah satu konsep yang menarik perhatian saya adalah tentang cara mengurangi limbah organik dengan memelihara ayam di rumah.
Saya membeli dua ekor ayam seharga Rp120 ribu sekitar bulan November 2024. Ini menjadi langkah awal bagi saya untuk mencoba sesuatu yang tidak hanya sekadar hobi, tetapi juga ambil bagian dari gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.
Kenapa Memelihara Ayam di Rumah Itu Menguntungkan?
Seperti yang sudah disampaikan diatas, misi saya memelihara ayam di rumah adalah untuk mengurangi limbah organik sisa makanan. Namun ternyata, beternak ayam di rumah memiliki banyak manfaat lain, diantaranya:
- Mengurangi sampah organik – Sisa makanan yang biasanya terbuang kini bisa menjadi pakan ayam.
- Mendapatkan protein, telur segar dan sehat – Kita bisa konsumsi ayam atau telurnya sesuai dengan kebutuhan. Bebas dari bahan pengawet atau pakan buatan tentunya.
- Pupuk Organik yang sangat baik – Kotoran ayam bisa dimanfaatkan sebagai pupuk alami bagi tanaman di rumah.
- Belajar lebih dekat dengan alam – Merawat hewan membuat saya lebih menghargai siklus kehidupan dan membentuk ekosistem alami.
Cara Memulai Beternak Ayam di Rumah
Saat pertama kali membeli ayam, saya sempat bingung tentang cara merawatnya dengan benar. Saya mulai mencari informasi mengenai jenis pakan yang baik, ukuran kandang yang nyaman, dan cara menjaga kesehatan ayam agar tetap produktif.
Saat itu saya coba cari referensi di internet dan menemukan sebuah website yang fokus membahas mengenai hewan ternak, yaitu MediaTernak.com. Di website tersebut, terdapat banyak artikel yang mengulas cara memelihara ayam yang baik. Sangat cocok untuk peternak pemula seperti saya.
Berikut beberapa hal yang saya pelajari sejauh ini, dari website MediaTernak.com:
- Siapkan kandang yang nyaman – Pastikan kandang tetap bersih dan cukup luas agar ayam tidak stres. Sehingga produktivitas terjaga.
- Berikan pakan yang seimbang – Selain sisa makanan, tambahkan pakan bernutrisi agar ayam tetap sehat dan produktif. Saya biasa campur sisa makanan dan pur khusus ayam.
- Lakukan perawatan rutin – Mengecek kondisi ayam, membersihkan kandang, dan memastikan ayam bebas dari penyakit adalah hal yang wajib dilakukan setiap 3 hari sekali.
Tantangan Memelihara Ayam di Rumah dan Solusinya
Setelah jalan sekitar tiga bulan, ternyata memelihara ayam di rumah memang menyenangkan, namun tentunya ada beberapa kendala yang saya rasakan. Beberapa kendala yang saya hadapi sejauh ini adalah:
- Bau kandang – Solusinya adalah membersihkan kandang secara rutin dan menggunakan serbuk kayu atau sekam padi untuk menyerap bau. Saya biasa bersihkan 2-3 hari sekali.
- Kebisingan ayam – Meskipun sebetulnya ini relatif ya, ada yang merasa terganggu ada juga yang tidak. Kalau saya pribadi sangat senang setiap pagi mendengar ayam berkokok.
- Predator atau pencurian – Pastikan kandang aman dari hewan liar dan terkunci dengan baik di malam hari. Sejauh ini aman, tikus pun sulit masuk ke kandang yang saya gunakan ini.
Mengembangkan Peternakan Kecil di Rumah
Rencana ke depannya adalah membiarkan dua ayam saya ini berkembang biak secara alami. Target jangka pendek saya mungkin memelihara sekitar 4-5 ekor ayam, karena ternyata 2 ekor ayam yang ada saat ini belum cukup untuk mengkonsumsi limbah sampah organik di keluarga saya.
Oh ya saat tulisan ini ditulis, alhamdulillah ayam saya bertelur sebanyak 2 butir. Wah senang sekali rasanya. Cuma karena fasilitas kandang belum memadai, jadi telurnya langsung saya konsumsi.
Selain itu, saya juga tertarik mencoba teknik urban farming lainnya, seperti hidroponik atau membuat kompos dari kotoran ayam.
Bagi siapa saja yang tertarik memelihara ayam di rumah, saya bisa sampaikan bahwa kegiatan ini wajib anda coba. Selain sebagai sumber protein, bisa juga menjadi media belajar untuk anak-anak dalam memahami siklus hidup, ekosistem alam, serta membangun kebiasaan hidup yang mandiri secara pangan dan berkelanjutan.